Tuesday, June 5, 2007

NETRAL, Album Baru Tanpa Kegelisahan (kalo gak ngeDJ jd GELISAH... hhihihiiiiiii)


TAK DIPUNGKIRI, sebagai satu band yang bertahan di kancah musik Indonesia, NETRAL termasuk "betah" untuk "tidak bubar" dan meninggalkan arena musikalitas yang diusungnya. Padahal kalau mau jujur, range fansnya tidak terlalu luas, meski harus diakui cukup militan. Secara musikalitas, NETRAL juga bukan grup musik yang lagu-lagunya gampang dinikmati, meski bukan juga lagu yang sulit dan ribet.

Band yang sempat gonta-ganti personil ini, baru saja merilis album terbarunya 9th [baca: Kesembilan]. Yup, ini memang album ke-9 selama rentang waktu 10 tahunan berkarir di industri musik Indonesia yang konon ketat, ribet, dan sukar tertebak. NETRAL memang tak pernah benar-benar menjadi rocktar dengan album yang terjual jutaan kopi sepeti band-band pop yang merajalela sekarnag ini, tapi NETRAL benar-benar bisa menjadi band yang eksis karena mereka mempertahankan sisi idealisme, berani menjadi trendsetter dan ’peduli setan’ dengan arus.

Sempat pamer beberapa lagu sebagai pembuka di Konser band speed metal DRAGON FORCE di Jakarta, beberapa waktu lalu, NETRAL yang kini diawaki Bagus [vokal], Enno [drum] dan Coki [gitar] kabarnya "ngadem" di album terakhirnya ini. Apakah NETRAL sudah merasa tua untuk bermain kencang dan gahar seperti biasanya? Atau NETRAL merasa perlu berkompromi dengan kuping yang lebih luas dengan membuat musikalitas yang lebih sederhana? Semua memang masih praduga, karena ketika mendengar materi albumnya, ternyata konsepsi "adem" itu tidak seperti pop yang kita bayangkan. "Maksud kita adem disini, lebih kepada tidak mengumbar skill yang berlebihan," jelas Bagus ketika ngobrol dengan DJARUM-SUPER.com di sebuah kafe di Jakarta, Rabu [30/5/2007] lalu. Meski skill dan distorsi tidak terlalu diumbar, sound-sound rock khas NETRAL tetap terasa "menghajar" telinga kita. "Untuk sound memang kita masih keras," celetuk Eno yang nimbrung bicara.

Bicara soal album barunya, terlihat sekali kegairahan personil NETRAL. Konon, karena album ini dibuat dengan suasana yang menyenangkan dan tidak terlalu terburu-buru. "Nuansa yang kita munculkan adalah nuansa ambience," tambah Coki. Menanggapi tempo yang dominan mid tempo, Coki melihat itu lebih sebagai sebuah dinamika album. "Nggak mungkinlah kita hajar terus dengan musik yang keras. Karena ada kalanya kita adem juga," tambah Coki.

Ngomong-ngomong soal dinamika album, Coki dan Enno tidak membantah kalau peran Bagus --yang dijuluki rohnya NETRAL-- sangat dominan. "Jujur saja, dinamika album NETRAL ini sangat dipengaruhi oleh mood-nya Bagus. Kalau dia lagi stress, bisa-bisa liriknya kacau, tapi kalau dia lagi lempeng, pasti jadinya juga gokil," tukas Coki, gitaris yang termasuk personil paling bontot gabung ke NETRAL.

Peran sentral Bagus itu sekaligus menjawab, mengapa personil-personil lainnya tidak "sepeka" Bagus ketika membuat lagu. "Ketika kita buat lagu, ujung-ujungnya diserahin ke Bagus juga, karena memang dia yang tahu banget soal jiwanya NETRAL," celetuk Eno nyamber. Di album baru ini, Coki juga mmebuat satu lagu yang berbahasa Inggris. Tapi dengar pendapat Coki, "lagu itu juga temanya pesanan dari Bagus, karena dia harus dapat soul-nya untuk bisa nyanyi dengan enak," tambah bernama lengkap Chistopher Bollemeyer ini mantap.

Tidak ada "kegelisahan" yang NETRAL rasakan ketika menggarap album 9th ini. "KIta lebih ekplorasi lirik dan musikalitas saja," tambah Bagus, vokalis dan basis berkepala plontos ini kalem. Soal tema, Bagus lebih menyoroti soal pengalaman hidup. "Jangan heran kalau liriknya lebih puitis," sergah Bagus lagi. Yah, puitis ala NETRAL tentunya. "Kami dalam posisi aman!" tegas Bagus. Jawaban yang tidak main-main, karena menurut personilnya, NETRAL tidak pernah neko-neko. "Kami band aman kok," tegas Eno mengiyakan. Pengaruh musikal di album teakhir ini juga unik. pasalnya Eno lagi "tergila-gila" dengan Bloc Party, Coki kesengsem sama Jimmy Hendrix. Bagus? "Karena mau punya anak, jadi gue lagi dengarin Lullaby, he..he," jawabnya sambil cengar-cengir.

Menariknya, perjalanan karir yang tak selalu manis itu membuahkan satu filosofi yang berbeda pada personilnya. Bagus melihat semua proses itu sebagai aliran air. "Gue sih bersyukur dan mengikuti alurnya saja," jelas pemilik nama lengkap Bagus Dhanar Dhana ini. Sementata Enno, lebih melihat setiap pembuatan album baru, kreativitasnya selalu bertambah. "Gue pingin setiap album memberikan sesuatu yang berbeda," tandas pemilik nama lengkap Eno Gitara Ryanto ini kalem.

Coki agak berbeda. Sebagai musisi bungsu di band ini, Coki memperhatikan setiap album NETRAL. "Bagi gue, NETRAL makin kaya secara warna musikalitasnya, termasuk gue juga tambah," terang cowok kelahiran Jakarta, 30 Desember 1976. Pelajaran terpenting yang Coki rasakan adalah kebebasan ekspresi dan bermusik. "Benar-benar tidak ada pagar untuk berkarya di NETRAL, jadi asik banget," terangnya.

Dan percaya atau tidak, kalau semua personil NETRAL pernah merasa jenuh ngeband? "Gue sampe bego pegang drum," aku Eno. "Gue malah males banget lihat gitar," tambah Coki. Sementara Bagus, memilih bicara soal lain diluar NETRAL. "Itu pernah kita alami saat ngegarap album Kancut, Hitam dan Putih," terang Bagus.

Semua pola musikalitas sudah pernah dilakukan NETRAL. Punya konsep liar, gila dan belum pernah dilakukan sebelumnya? "Gue pingin eksplorasi sound lebih gila lagi," tukas Eno mantap. Kalau Bagus tertarik membuat kover yang dashyat. "Yang membuat orang terperangah melihat album kita," tegas Bagus. Sementara Coki lebih "kangen" mendengar progresi kord Bagus yang menurutnya "aneh-aneh" dan tidak lazim. "Gue pingin dengar lagi bass Bagus kaya lagu Koma. Bassnya gila banget dan susah tuh dapatnya," seru Coki. Dan Bagus sendiri geleng-geleng, "Yang mana sih? Perasaan biasa-biasa saja tuh?" elaknya sambil nyengir.

Album baru berisi 12 lagu ini dirilis 8 Juni 2007. Beberapa lagu yang ada di album ini antara lain Air, Maut, Serigala, In Solitude, Unlimited, Fatamorgana, Super Ego, Cinta Gila, Plan C, Bidadari, Ikrar, dan Belenggu. Are U Ready to Rock with NETRAL? [joko/foto: istimewa]

No comments: